PEREMPUAN PENGGORENG TANAH SELALU BERUJAR:
Gorenglah dunia. Gorenglah cinta. Gorenglah tanah leluhur.
Kugoreng
impian masa depan yang makin menggelap.
Lelaki 1 : Tidak tahu. Kita besok tinggal dimana?
Lelaki 2 : Tak ada lagi daun dan benih jati
Lelaki 1 : Tidak tahu. Kok kita bisa begini.
Lelaki 2 : Nista. Lara. Duka.
Lelaki 1 : Ya, kok merana.
SAMBIL MENGGORENG PEREMPUAN ITU MENGATAKAN: Tidak!
SAMBIL MENUMBUK PEREMPUAN ITU BERKATA: Jangan!
SEORANG SINSO DAN POHON TUMBANG KEMBALI BERGELORA.
ADEGAN V
LELAKI DAN PEREMPUAN MULAI MERASA TAKUT DAN MERANA.
TAK ADA DOA. SEMUA MERASA HAUS. KERING LAPAR.
Lelaki 1 : Air…Air…
Lelaki 2 : Tanah…Tanah air…
Perempuan 1 : Tanah air…Tanah air…
Perempuan 2 : Jangan kau gergaji lagi…
PEREMPUAN PERI BERSIJINGKAT MUNCUL DAN MENYATAKAN:
Air mata ibumu di sini…air mata akar-akar mati. Air mata pohon-pohon tergadai. Air mata biji tak tertanam…Hatimu tak ada lagi
air cinta?
Air mata di hari yang merusak jiwamu?
~ Bantul Sangsaya Pinunjul ~
379
