Kaca:Cerita Pendek Jawa Yogyakarta.pdf/14

Kaca iki wis divalidasi
BAB I
PENDAHULUAN


Pertumbuhan cerita pendek Jawa pada kurun waktu taun 2000-2010 terhitung produktif. Beberapa majalah berbahasa Jawa yang masih terbit pada dekade tersebut terus menerbitkan cerita pendek Jawa. Majalah-majalah berbahasa Jawa yang masih terbit pada dekade tersebut, misalnya Panjebar Semangat, Jaya Baya, dan Djaka Lodang. Tiga majalah tersebut dapat dikatakan sebagai majalah berbahasa Jawa yang melanjutkan tradisi cerita pendek Jawa. Cerita pendek Jawa atau biasa disebut dalam sebagai crita cekak (cerkak) merupakan salah satu genre (jenis) sastra Jawa ’Modern Gagrak Anyar’. Jenis sastra tersebut sampai sekarang terus hidup dan berkembang.

Cerita pendek Jawa telah hidup di dunia sastra Jawa sejak tahun 1930-an. Akan tetapi, secara historis tidak mudah menentukan secara pasti masa kelahiran jenis cerita pendek Jawa dalam sastra Jawa modern (Tjitrosubono, 1977:120). Di dalam majalah Kejawen terbitan tahun 1930, terdapat rubrik “Panglipur Manah” (Penghibur hati). Di dalam rubrik itu sering berisi cerita dengan ukuran mini, misalnya Jejodhowan Wurung “Pernikahan Batal”, Kejawen, No.18-19, Th V, 1 Maret 1930. Pada tahun 1936 di dalam Kejawen muncul satu bentuk karangan pendek yang berjudul Mitra Kapipe “Saudara Ipar”, Kejawen, No. 105, Th. XI, 30 Desember 1936. Tjitrasubono (1977:122) berksimpulan bahwa cerita pendek Jawa di dalam jagad sastra Jawa modern lahir untuk pertama kalinya lahir pada tahun 1930-an, tepatnya tahun 1936, dengan segala prototype-nya.

Cerita pendek Jawa terus berkembang dengan segala dinamikanya. Pada tahun terbut majalah Panjebar Semangat (1930). Cerita pendek tertua di dalam majalah Panjebar Semangat (PS) terbit pada taun 1939. Perkembangan melambat ketika memasuki Zaman Jepang di Indonesia. Ketika itu, semua kegiatan penulisan sastra hampir lumpuh, termasuk penerbitan majalah. Suasana yang tidak mendukung perkembangan sastra itu diperpanjang ketika bangsa Indonesia sibuk mengadakan revolusi dan memperbaiki nasib setelah dijajah oleh Barat. Baru ketika menjelang taun 1950 tersebut, dunia sastra Jawa modern menunjukkan adanya titik terang

Cerita Pendek Jawa Yogyakarta Periode 2000-2010

1