Kaca:Sarwasastra.pdf/62

Kaca iki wis divalidasi
― 61 ―

Tetapi sama senangnja Tuhan bersemajam didalam apa
jang ada ataupun jang tiada, dalam apa jang besar mau pun ketjil-ketjil, didalam apa jang buruk dan lagi jang
baik pula,
Permulaan, keadaan, dan pelenjapan daripada apa jang
serba djadi, Tuhan pula jang sesungguhnja mengerdja-
kannja,
Tuhanku-lah asal dan tudjuan seluruh dunia, serta
mendjadi djiwa daripada segala jang djasmani dan
rochani.

XI.

1. Misal bulan didalam belanga berisi air,
Nah, asal sadja hening djernih air itu, pasti nampak
bulannja,
Demikian halnja Tuhan dengan segala machluk,
Didalam masing-masing jang bertabiat baik,
hadlirlah Tuhan.
2. Tuhan didapat oleh barang siapa jang tak terdapat,
dilihat oleh siapa jang tidak terlihat,
ditjapai oleh mereka jang tak tertjapai,
Tuhan-lah bahagia jang tertinggi, tiada tertutup
oleh barang sesuatu.”

XII.

1. Doanja itu belum berachir, disahutlah oleh Siwah para-
mamrtha:
„Anakku, njatalah sudah, bahwa tertjapailah olehmu,
semua jang akan kautjapai.
Adalah anugerah dari padaku, ini kesaktian bersifat
sebuah panah,
Pasupati-sastraka jang mendjadi namanja, inilah
engkau lihat.”
2. Demikian sabda sanghyang Iswara, keluarlah api
ditangan.
Sekedjap terlihatlah Beliau berbadan djasmani
mengepit panah,
Diterima oleh sang Danandjaja panah rochani itu.
Panah jang berbadan api itu kemudian mendjadi satu
masuk kedalam panah Ardjuna sendiri.