Kaca:Sekar Melathi.pdf/88

Kaca iki wis divalidasi

B. Kebebasan Dihargai

  1. baca geguritan itu bebas, ekspresif
  2. larangan-larangan sebenarya tidak ada, semau Anda
  3. yang penting komunikasi terjaga


C. Mulai Tampil

  1. baca judul dulu ya, lalu pengarangnya, atau dibalik.
  2. kertas rata-rata dada, kau bukan baca teks Pancasila kan?
  3. pegahg tangan kanan dulu, sering pindah ke kiri, penonton kacau lho. Pegang dua tangan boleh kok.
  4. mau baca berdiri atau duduk, hati-hati Iho tangan dan kaki. Mainkan mimik, terutama mata, lirikkan, pelototkan, tataplah lantai (bumi) dan langit.
  5. kalau selesai baca, tak harus hormat Iho, lari boleh, menjatuhkan tubuh boleh-tapi yang bermakna.


D. Menawarkan Model Baca Geguritan

  1. baca judul dari duduk atau berdiri, lalu berjalan pelan-pelan: Yosi SA
  2. baca dengan kekuatan nafas, tak putus-putus: Hamid Jabar
  3. baca sambil singsot (bersiul), main-main gigi, efek suara mulut: Enes
  4. baca dengan membakar dupa, menggelar mori putih, tabur bunga: Budi Palopo, Suwardi Endraswara
  5. bacajoged dulu, baru ucapan: Muhammad Yamin MS
  6. baca sambil berguling-guling: TrimanLaksana
  7. baca seperti melagukan macapat
  8. baca sambil menuding-nuding
  9. baca menjatuhkan kertas-kertas: Sri Haijanta Sahid
  10. baca teatrikalisasi puisi/gurit
  11. baca model menggurui:Taufik Ismail
  12. baca sambil ketawa: Remi Silado, Daniel Uto
  13. baca sambil pegang instrumen: Krishna Mihardja

73

Antologi Geguritan Bengkel Sastra Jawa 2005___Sekar Melathi