Kaca:Tunas Semi.pdf/53

Kaca iki wis divalidasi

impernionistik. guritan yang memberi kesan mendalam terhadap sesuatu, misalnya Saka Padesan (St lesmaniasita),

(4) Platonik. yaitu guritan yang memuat gambaran kejiwaan atau spiritual, misalnya Prau lelakonmu (Wieranta).

(5) Metafisikal yaitu guritan yang memuat nafas filosofis dan mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dan Tuhan, misalnya Dewo Ruci(Wieranta).

(6) Konkrit, yaitu guritan visual yang dapat dinikmati keindahannya dari sudut pelihatan (poems for the eye), Kucing (Efix Mulyadi, dan Wong (Suwardi Endraswara).

(7) Diafan, yaitu guritan yang polos dan mudah dicerna, tanpa basa-basi.

(8) Gelap, yaitu guritan yang sulit dicerna, misalnya Nora Jodho (Carito YS) dan Sepiku Sepi Watu (Turiyo Ragilputro).

(9) Prismatis, guritan yang kaya dengan artistik dan estetik, semuanya dikemas selaras, misalnya Metamorfose (Krishna Miharja).

(10) pamlet, humor, demomtrasi, unjuk rasa, yaitu guritan yang berisi ajakan, bujukan kepada orang lain, mungkin juga diselingi humor. Guritan ini biasanya memuat protes sosial, misalnya Retno Rumanti Ian (Tandha Kurung)(Christanto P. Rahardjo).

(11) alegori, yaitu guritan yang menggunakan perumpamaan menyeluruh yang dimaksudkan untuk memberikan nasihat budi pekerti dan agama, misalnya Guritan Asu (Made Sudi Yatmana).

43