Kaca:Tunas Semi.pdf/56

Kaca iki wis divalidasi

desah. guntur, yang biasanya suara perut, bukan dada. tidak korupsi kata. Juga Jangan memberi tambahan 'sembako' kata;

(2) gerak. mimik dan penampilan. harus sesuai dengan tuntutan puisi. Artinya, gerakan tidak dilebih-lebihkan, di mana perlu saja (gerak_ reflek, melangkah, gelengkan kepala, angkat tangan) dan memang sulit memposisikan anggota badan (tangan) dalam pembacaan guritan. Gerak meliputi atraksi, akting, dan mimik. Lalu ada pembaca guritan seperti membawa benda sesungguhnya yang dituntut guritan, pegang teks seperti ceramah, disertai oceh-ocehan bibir, tembang, bersiul, dsb. Begitu pula perubahan mimik, semestinya wajar, tidak harus menangis yang dibuat-buat sampai membuat air mata buatan. Gerak perlu dikembangkan sampai mencapai klimaks agar pembacaan tidak datar (monoton), seperti membalikkan badan, pindah tempat meloncat, membanting kertas, menyebar.” kertas satu persatu, dll. Dengan kata lain gerak harus dipertimbangkan masak, harus beralasan, dan jangan over acting.

Pembaca guritan, juga perlu menciptakan situasi komunikatif. Artinya, sesekali memang tidak dilarang merespons_audiens, mendekati audien (asal tidak kebablasen). Namun, harus tetap hati-hati dengan siul- siul atau suit-suit, clemongan, dan godaan audien,

Pembaca: jangan sesekali menyebul dan mengetuk pengeras suara, kalau bisa pakai wairles, pengeras tidak dipegang, dan bersandar sepeda.

46