Kaca:Tunas Semi.pdf/61

Kaca iki wis divalidasi

penyair dengan "cah ayu" ini menyiratkan banyak hal, di antaranya:

(1) pertemuan itu terjadi pada vvaktu malam hari

(2) ada perasaan senasib antara penyair dengan "cah ayu"

(3) "cah ayu' hidup menderita

(4) antara "cah ayu" dengan orang tuanya sedang terjadi konflik keluarga.

Di atas disebut 'bayangan' yang melintas di benak kita, karena puisi ini memang tidak pernah memberi informasi yang sejelas-jelasnya kepada kita. Puisi ini mengajak kita untuk meraba-raba, menduga-duga, dan merasakan 'sesuatu' yang dialami oleh penyairnya ketika bertemu dengan "cah ayu" di suatu malam yang indah.

Dan kenapa pula penyair menyebut "cah ayu tadi berdiam di bawah pohon 'waru' dan bukan di bawah pohon flamboyan atau pohon mangga, dan kenapa rembulan disebutnya berwarna 'ungu' dan bukan berwama kuning atau putih? Tentu saja hal ini adalah upaya penyair untuk memberi bumbu artistik(keindahan) dengan irama dalam persajakan (u, u, u, u). Viemang dalam membentuk irama dan lirik sebuah puisi penyair mempunyai banyak kiat. Irama dapat diletakkan pada akhir baris kalimat, tetapi juga dapat diletakkan pada kata-kata yang berderet dalam satu baris kalimat. Misalnya dalam kalimat 'dodol crita golek sega', tidak dapat diubah menjadi 'dodol crita golek pangan'. Suasana yang demikian tentu akan 'merusak' keindahan

sebuah puisi.

51