Kaca:Winih Semi.pdf/128

Kaca iki wis divalidasi
LANGKAH DAN MODEL MENcipta GEGURITAN
Oleh: Suwardi Endraswara

A. Enam-M: Langkah Menulis Geguritan

1. Melatih tanggap sasmita

Saya kira, anda telah tergolong orang peka - apalagi, yang pernah mencipta puisi. Tapi, kadang tak disadari bahwa kepekaan perlu latihan santai tapi intensif. Orang peka, cirinya mudah “terangsang". Tanggap sasmita. Anda termasuk kan?
Latihan sederhana, untuk menggembleng diri ke arah itu dapat melalui dua langkah: (1) senang memotret kea- daan dan (2) senang membandingkan keadaan. Memotret, tak sekedar dengan "kamera biasa", melainkan dengan intuisi. Yakni memperhatikan "sesuatu" dengan tajam, menyeluruh, dan menukik. Sedangkan, membandingkan “sesuatu" (misal air di sungai-air dalam selang, air dari comberan keluarga-air dari pabrik, air di kolam-air di laut, air di dalam kelapa-air dalam sumur.


2. Menangkap Ilham

Ilham adalah pijaran cahaya emas. "Ia" selalu ada, tak perlu digali. Tapi, patut ditangkap, ini yang (agak) “sulit" --bagi yang belum terbiasa. Yang telah "pandai", ilham selalu berdatangan tiap hari, jam, menit, bahkan detik. Sampai-sampai, memori halus kita kuwalahan "menampung" dan apalagi menuliskan.
Cara menangkap ilham, tiap orang boleh beda-sama. Yang penting, untuk jadi penyair etos menangkap ini cukup berbekalkan "motto": TOP (titen, cermat), open (tak mensia-siakan), panen (dapat sesuatu ilham).
Kita bisa "mencuri" coret-soret oang lain: (a) mari kita ke kamar mandi, ada apa di sana, kita pelamun terberat kan di sana, lihat coretan (kalau ada), lihat batu kalau di sungai; (b) bisa juga jalan-jalan pagi, lihat di emper toko ada coret-coret, di tempat parkir mobil jarak jauh (ada coret-coret di kaca), dsb.

Winih Semi

119